I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Memasuki dunia kerja yang baru, 3 orang kawan yang terpisah memulai tugas pertama mereka. Pat, Terry, dan Chris adalah sama-sama sarjana komputer. Secara rinci, pekerjaan baru mereka adalah sebagai berikut.
• Pat bekerja pada Consolidated Flange and Widget:
Mengembangkan sistem otomatis yang memungkinkan pemrosesan order, 24 jam lebih cepat dari biasanya. Sistem juga memungkinkan pengiriman barang kepada pelanggan paling tidak 3 hari lebih cepat dari biasanya.
à Sistem yang reliable.
• Terry bekerja di Zooming Airplane Company:
Mengembangkan perangkat lunak yang memungkinkan pesawat Z-676 mendarat tanpa pilot, di bandara berskala internasional.
à Kebutuhan perangkat lunak dideskripsikan dengan jelas
• Chris bekerja di Megabuck Codemeisters:
Mengembangkan produk baru, yang dapat terjual paling tidak 1.000 copy, dengan harga retail $ 200
à Waktu pengerjaan sangat singkat
B. Ruang Lingkup Isi
- Pat bekerja pada Consolidated Flange and Widget,
- Mengembangkan sistem otomatis yang memungkinkan pemrosesan order, 24 jam lebih cepat dari biasanya. Sistem juga memungkinkan pengiriman barang kepada pelanggan paling tidak 3 hari lebih cepat dari biasanya,
- Sistem yang reliable
C. Kaitan Masalah
Masalah (Perencanan, pembangunan dan pengembangan sistem otomatis ) memaparkan tentang tahapan pereencanaan sistem otomatis, metolodi pembangunan sistem otomatis, tahapan pembangunan sistem otomatis dan metoda pembangunan dan pengembangan sistem otomatis.
II. PEMBELAJARAN
A. Perencanaan Sistim Informasi Managemen
Perencanaan Sistim Information Managemen (Information System Planning) yaitu : bagaimana menerapkan ilmu pengetahuan tentang sistim informasi kedalam suatu organisasi atau sektor, sistim informasi dapat dibentuk sesuai kebutuhan organisasi/kegiatan, untuk menerapkan sistim yang efektif dan efisien diperlukan “perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai dengan keinginan masing-masing organisasi”
Perencanaan sistim informasi berbasis sistim dilakukan melalui pendekatan :
- intergrasi,
- penyelarasan,
- upaya terarah,
- efisien,
- konsisten
- efektivitas
Perencanaan sistim informasi berbasis sistim harus berisikan :
- element , any identifiable entity,
- pattern (pola), any relationship of two or more elements,
- object , a pattern as it exists at a given moment in time,
- event, a change in a pattern over time,
- systems, any pattern whose elements are related in a sufficiently regular way to justify attention,
- acting system , a pattern where two or more element interact,
- component , any interacting element in an acting system,
- Interaction, a situation where a change ini one component induces a change in another component,
- mutual interaction, a situation where a change ini one component induces a change in another component, which then induces a change in the original component,
- pattern system, is a pattern where two or more element are interdependent,
interdependent , a situation where a change in an element induces a change in other element.
Sistim Informasi berbasis sistim harus mengikuti karakteristik sistim (Gambar 5.1) yaitu
|
Karakteristik umum (common characteristic) sistim (Pidwy, 2006)
• Systems have a structure that is defined by its parts and process,
• Systems are generalizations of reality,
• Systems tend to function in the same way. This involves the input and output of matterial (energy and/or matter) that is then processed causing it to change in some way
• The various parts of a system have functional as well as structural relationship between each other
• The fact that functional relationship exist between the parts suggest the flow and transfer of some type of energy and/or matter.
• Systems often exchange energy and/or matter beyond their defined boundry with the outside environment, and other systems, through various input,
• Functional relationship can only occur because the presence of a driving force,
• The parts that make up a system show some degree of integration in other words the the parts work well together
Gambar 5.2 Tahapan perencanaan sistim otomatis.
B. Desain Sistim otomatis.
System design adalah proses untuk menentukan bangunan (architecture), komponen (components), modul (moduls), penghubung (interfaces), dan data untuk memenuhi kebutuhan khusus yang diinginkan.
· Systems design is the process of defining the architecture, components, interfaces, and data for a system to satisfy speciefied requirements,
· System design as the application of system theory to product development,
· System design is the the process of defining and developing systems to satisfy speciefied requirement of the user
Tipe desain sistim informasi meliputi :
- Logical design.
The logical design of a system pertains to an abstract representation of the data flows, input and output of the system ( berhubungan dengan penampilan ringkasan aliran data, data masukan dan keluaran dari sistim), biasanya dilakukan melalui modelling, penggunaan over – abstract (model grafik) dari sistim aktual,
• Physical design.
The physical design related to the actual input and output processes of the system yang mengcakup : bagaimana data adalah input suatu sistim, bagaimana diverifikasi/keautentikan, bagaimana data diproses, bagaimana menyajikannya sebagai output
C. Pembangunan dan Pengembangan Sistim otomatis
1. Metodologi Pembanganunan Sistim otomatis
Metodologi pembangunan dan pengembangan sistim informasi managemen dapat diklasifikan ke dalam kelompok yaitu :
1) Functional Decomposition Methodologies
Metoda ini menekankan pada pemecahan sistim ke dalam sub-sistim yang lebih kecil sehingga lebih mudah dipahami, dirancang, dan diterapkan, termasuk ke dalam kelompok ini adalah : HIPO (Hierarchy Input Proses Output), ISR (Iterative Stepwise Refinement), dan IH (Information Hiding).
2) Data Oriented Methodologies
Metodologi ini menekankan pada karakteristik data yang akan diproses, metoda ini dikelompokkan ke dalam dua kelas yaitu :
- Data Flow Oriented Methodologies.
Metodologi ini secara umum didasarkan pada pemecahan sistim ke dalam modul berdasarkan tipe elemen data dan tingkah laku logika modul tersebut di dalam sistim di mana secara logika dapat digambarkan bagaimana arus data dan hubungan antar fungsi di dalam modul yang ada di dalam sistim.
- Data Structured Oriented Methodologies.
Metodologi ini menekankan struktur input dan output di dalam sistim di mana struktur ini akan digunakan sebagai struktur sistimnya. Hubungan fungsi antar modul atau elemen sistim kemudian dijelaskan dari struktur sistimnya.
3) Prescriptive Methodologies
Metodologi ini menekankan pada proses pembangunan sistim informasi, seperti analisis dan desain terstruktur, managemen data yang akurat (database), dan analisis jaringan untuk mencek kelengkapan semua hubungan data dan proses dalam suatu sistim.
4) Rapid Application Development (RAD)
Rapid application development is a methodology in which a system designer produces prototypes for an user , the end-user reviews the prototype, and offers feedback on its suitability, this process is repeated until the end user is satisfied with final system
5) Joint Application Design (JAD)
Joint application design is a methodology which evolved (pengembangan) from RAD, in which a systems designer consults with a group consisting of the following parties : executive sponsor, system designer, manager of the system
Melalui beberapa tahapan di mana kelompok menyetujui suatu pola untuk desain dan implementasi dari sistim.
6) Structured Design (SD)
Metoda structured design menjadi dominan sejak 1980 menggantikan ad-hoc dan undiciplined approach, metoda ini mengadopsi pendekatan step-by-step SDLC, secara logik bergerak dari satu fase ke fase lainnya, metoda ini juga memperkenalkan “formal modelling” atau “diagramming techniques” proses sistim dasar bisnis dan data yang mendukungnya,
Ada 2 kategori pengembangan “Structured Design”
- Waterfall Development : disebut demikian karena pergerakan dari fase ke fase mengikuti pola air terjun, dua kunci kelebihan metoda ini : kebutuhan sistim telah diidentifikasi sebelumnya dan dan perubahan keinginan bisa diminimasi, dan dua kunci kekurangan desain harus dispesifikasi secara lengkap jauh sebelumnya dan memerlukan waktu lama antara system proposal dan dan mulai berjalan sistim,
- Parallel Development :menanggulangi waktu yang panjang antara analysis phase dan implementasi proyek. Keuntungan :jadwal waktu untuk sampai menjalankan proyek sangat pendek, sehingga kecil kemungkinan perubahan lingkungan proyek, kekurangan :ada waktu lama dalam untuk implementasi proyek, saling ketergantungan antar sub proyek
Gambar 5.3 Pengembangan terstruktur “waterfall model”
Gambar 5.4 Pengembangan terstruktur ” Parallel Development”
7) Agile development (AG)
Metoda pengembangan ini berbasis “programming-centric” , sedikit aturan main dan praktek, mudah diikuti; model ini mempertajam model SDLC dengan mengurangi modelling, dokumentasi dan waktu. Contoh agile development methodologies : Extreme Programming (XP) & Dynamic Systems Development Method (DSDM).
- Extreme Programming memiliki empat nilai :Feedback, Pembangun sistim harus dengan cepat menyediakan umpan balik ke pengguna akhir secara berkelanjutan, Simplicity, XP mempersyaratkan pembangun sistim mengikuti prinsip KISS (keep It Simple, Stupid), Communication, Pembangun sistim harus membuat perubahan untuk pertumbuhan sistim, dan menyesuaikan perubahan,Courage, pembangun sistim harus memiliki kualitas mental prima,
- Tiga dari kunci utama XP digunakan untuk :Membuat sistim dengan pengujian secara kontinyu, penampilan “Simple coding” oleh beberapa pembangun sistim, interaksi yang erat dengan pengguna akhir untuk membangun sistim dengan cepat, setelah proses supervisi perencanaan à analisis oleh tim proyek à design à phase implementasi (Gambar 5.5)
8) Manufacturing System Design Decomposistion
Metodologi ini menerapkan “Axiomatic Design” dalam melakukan desain sistim informasi dan banyak digunakan pada industri manufaktur. Tujuan dari Axiomatic Design ialah melibatkan ilmu sebagai dasar desain dan meningkatkan aktivitas desain melalui melengkapi desainer : (1) teori fondasi berbasis logika dan proses yang rasional , (2) tools. Salah satu ide sentral dari Axiomatic design adalah pentingnya membedakan antara what (objectives) yang akan dicapai dan how (means), bagaimana hal tersebut dapat tercapai. Dalam metoda ini, tujuan desain diekspressikan sebagai Functional Requirements (FR’s) dan solusi diekspressikan sebagai Design Parameters (DP’s). Proses desain menyeleksi yang terbaik dari DP’s untuk memuaskan FR’s yang telah ditentukan.
9) System Development Life Cycle (SDLC)
SDLC is the process of understanding how an information system can support business needs, designing the system, building it, and delivering it to users.
SDLC sering diartikan Software Development Life Cycle, is the process of creating or altering systems, and the models and methologies that peoples use to develop these system,
Metodologi SDLC berhubungan erat dengan apa yang harus diketahui oleh seseorang “Structured System Analysis & Design. Metoda ini dikenal juga sebagai “ waterfall” (Gambar 5.3)
Secara fundamental metodologi ini terdiri atas empat fase yaitu :
- Planning phase
Proses dasar untuk mengerti mengapa suatu proyek (perikanan) harus dibangun dan mendeterminasi bagaimana team bisa untuk membangun proyek tersebut, di dalam fase planning ada dua langka yaitu :
(1) Project initiation yaitu nilai sistim ke organisasi, apakah akan mengurangi biaya atau meningkatkan pendapatan,
Project initiation yaitu feasibility analysis (analisa kelayakan) merupakan kunci untuk menilai proyek yang diajukan. Analisis kelayakan meliputi : technical feasibility , can we build it ?, economic feasibility, will it provide business value ?, organizational feasibility, If we build it, will it be used ?
(2) Project Management , project manager membuat : work plan, staff the project, techniques in place
· Analysis phase yaitu menjawab pertanyaan siapa yang akan menggunakan sistim, bagaimana sistim akan dibuat, di mana & kapan akan digunakan.
Tiga langkah pada fase analisis yaitu :
(1) Analysis strategy dikembangkan untuk memandu upaya/kegiatan team proyek,
(2) Requirement gathering yaitu melalui interviews atau daftar pertanyaan,
(3) Analysis, system concept, and models dikombinasikan dalam satu dokumen menjadi system proposal (diperlihatkan kepada sponsor/penyandang dana) untuk menentukan apa proyek dapat dilanjutkan atau tidak
- Design phase, menentukan bagaimana sistim akan dioperasikan (hardware, software, networks, infrastructure, dsb.) Ada 4 langkah pada design phase : (1) pengembangan design strategy, (2) pengembangan infrastruktur, (3) perkiraan produksi/kebutuhan, dan (4) team work sistim
Gambar 5.6 Pembangunan sistim informasi model air terjun.
2. Tahapan Pembangunan Sistim Informasi Managemen.
Uraian tentang pembangunan sistim informasi pada modul ini akan menggunakan tahapan berdasarkan metoda System Development Life Cycle.
Metoda ini terdiri atas beberapa tahapan yang harus dilakukan di dalam membangun sistim informasi sebagai berikut :
- Problems definition : dalam menerima permintaan dari pengguna untuk pengembangan sistim, suatu investigasi harus dilakukan untuk mengetahui tingkatan masalah yang diselesaikan. Hasilnya, Problem statement,
- Feasibility study : untuk memperjelas cakupan dan tujuan dari proyek sistim dan mengidentifikasi solusi alternatif terhadap problem yang akan diselesaikan. Hasilnya adalah Feasibility report (laporan kelayakan),
- Systems analysis phase : melakukan investigasi pada sistim yang sedang berjalan dan dokumentasi spesifikasinya, seharusnya berisi hal untuk memberikan kita pengertian bagaimana sistim sekarang berjalan dan bagaimana hasil kerjanya. Hasilnya, spesifikasi sistim saat ini,
- Systems design phase : spesifikasi sistim saat ini dipelajari untuk menentukan perubahan apa yang diperlukan untuk memasukan kebutuhan pengguna yang tidak dijumpai pada sistim yang sedang berjalan. Keluaran dari fase ini akan terdiri dari spesifikasi, yang akan menjelaskan, baik apa yang akan dilakukan pada sistim baru yang diusulkan maupun bagaimana sistim baru akan bekerja. Hasilnya, spesifikasi sistim yang diusulkan,
- Systems construction : memprogramkan sistim, dan pengembangan dokumentasi pengguna, termasuk program-program. Hasilnya, program, dokumentasinya, dan manual untuk pengguna,
- System testing and evaluation : pengecekan, verifikasi, dan validasi sistim yang dibangun. Hasilnya, hasil evaluasi dan pengecekan, dan sistim informasi siap diberikan kepada pengguna/klien. Gambar 5.4 mengilustrasikan apa yang diuraikan di atas.
Gambar 5.7 Ilustrasi waterfall model pengembangan sistim informasi
Ada dua hal yang sangat penting untuk lebih mengerti tentang SDLC yaitu :
(1) harus lebih mendalami tahapan dan langkah pengembangan yang harus dilewati dalam pembangunan sistim informasi dan beberapa teknik yang dapat menghasilkan apa yang diinginkan, (2) sangat penting mengetahui bahwa SDLC adalah suatu proses dari “gradual refinement” (perbaikan secara gradual). Hasil yang didapatkan dari tahapan analisis menyediakan ide untuk pembangunan sistim informasi baru, dan merupakan masukan bagi tahapan desain, dan selanjutnya. Secara detail tahapan, langkah, teknik melakukan dan hasilnya metoda SDLC disajikan pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Tahapan dan langkah dari awal sampai akhir SDLC
Phase | Step | Technique | Deliverable |
I. Planning Focus -Why build this system ? -How to stucture the project ? Primary outputs : -System Request with Feasibility Study, -Project Plan | Identity opportunity Analyze feasibility | Project identification Technical Feasibility Economic Feasibility Organizational Feasibility, | System Request Feasibility Study |
Develop Workplan | Time Estimation Timeboxing Task Identification Work Breakdown Structure, PERT Chart, Scope Management, | Project Plan Workplan | |
Staff Project | Project Staffing, Project Charter, | Staffing Plan | |
Control & Direct Project | CASE Repository, Standards, Documentation, Risk Management | Standards List Risk Assessment | |
II.Analysis Focus : Who, what, where, and when for this system ? Primary Output : System Proposal | Develop Analysis Strategy, | Bussiness Process Automation, Bussiness Process Improvement, Bussiness Process Reengineering, | System Proposal |
Determine bussiness requirement; | Interview, JAD Session Questionaire, Document Analysis, Obervation, | Requirement Definition | |
Create Uses Case Model Processes Model Data | Use Case Analysis Data Flow Diagram Entity Relationship Modelling Normalization | Use Cases, Process Model Data Model | |
III. Design Focus : How will this system work ? Primary Output : System Specification | Design physical system | Design Strategy | Altervative matrix System specificatin |
Design Architecture | Architecture design Hardwaresoftware selection | -architecture report, Hardware & software spec. Interface design | |
Design Interface | Use scenario, Interface Structure, Interface Standard, Interface Prototype, Interface Evaluation | Interface Design | |
Design Programs | Data Flow Program. Prog. Structure Chart PropgramSpecification | Physical Process Model, Program Design | |
Design Database & Files | Data Format Selection Entity Relationship Model, Denormalization Performance Tuning, Size Estimation | Database & File Specification, Physical Data Model | |
IV. Implementation Focus : Delivery and Support of Completed System Primary Output : Inst alled System | Construct System | Programming Software Testing Performance Testing | Test Plan Programs, Documentation Migration Plan |
Install System | Concertion Strategy Selection Training | Conversion Plan Business Contigency Plan Training Plan | |
Maintain System | Support Selection System Maintenance Project Assessment | Support Plan Problem Report Change Request | |
Pos -t Impelementation | Post Implementation Audit | Post Implenetation Audit Report |
3. Specification of System otomatis
Menurut Gangolly (1997) bahwa dalam menggunakan metodologi pengembangan sistim informasi SDLC, sebaiknya dilakukan spesifikasi sistim yang akan dibuatkan sistim informasinya. Spesifikasi berguna sebagai “benchmarks” untuk pengevaluasian apakah implementasi telah sesuai desain, dan juga berfungsi sebagai “quality assurance” melalui verifikasi dan validasi.
Spesifikasi dari suatu sistim informasi ditentukan oleh :
- Strucrture : How it is organised.
- Function : What it does,
- Behavior : How it responds to events and stimuli,
- Data : Its meaning and organization.
Spesifikasi dapat juga berfungsi sebagai alat komunikasi antara orang-orang yang berbeda dalam tim pembangunan sistim informasi (Gambar 5.8) memperlihatkan berbagai komponen dari spesifikasi dan teknik permodelan yang digunakan.
Gambar 5.8 Spesifikasi dari sistim informasi
4. Penentuan Goal dan Objectives Pembangunan Sistim Otomatis
Goal dan objectives yang jelas merupakan persyaratan utama untuk melakukan perubahan pengelolaan dalam suatu industri/perusahan/organiasasi yang besar dan kompleks. Cara rasional untuk megukur keberhasilan pada sistim yang kompleks yaitu menghitung derajat keberhasilan goal yang akan dicapai dengan mengukur attaiment of objectives. Hal yang banyak digunakan untuk membuat goals yang bermakna adalah SMART, yang banyak mempunyai arti antara lain :
- Specific Measurable, Acceptable, Realistic, Time Framed,
- Specific, Measurable, Attainable, Realistic, Tangible,
- Specific, Measurable, Action Plan, Realistic, Timetable,
- Specific, Measurable, Action Oriented, Realistic, Time Stamped
Apabila mengambil superset dari yang di atas maka didapatkan kata-kata : Specific (spesifik), Measurable (terukur), Attainable (dapat dicapai), Acceptable (dapat diterima) , Action Oriented (berorientasi aksi), Realistic (realistis), Tangible
(terjangkau), Time Stamped dan, Time Framed.
5. Pemilihan Metodologi Pengembangan Sistim otomatis.
Pemilihan metodologi pengembangan sistim informasi bukan hal mudah dilakukan, karena dari berbagai metodalogi yang ada memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Beberapa organisasi telah memiliki nilai standar untuk membantu memilih salah satu dari metoda pengembangan yang ada.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pemilihan metodologi pengembangan yang dipilih yaitu :
- Clarity of user requierement. keinginan pengguna harus diketahui secara jelas, pengguna seharusnya memahami bagaimana sistim dapat bekerja dan bagaimana mengaplikasikannya dengan untuk keperluan mereka. Metodologi RAD cara prototyping dan throwaway prototyping lebih menguntungkan digunakan apabila keingingan pengguna. Model menjajikan protoype ke pengguna untuk interaksi lebih awal model. Metoda AGIL juga dapat digunakan.
- Familiarity with technology. Apabila sistim baru yang akan dibangun banyak menggunakan teknologi maka tenaga analisis dan programmer juga harus lebih mengenal teknologi. Apabila orang yang akan melakukannya gagap teknologi, metoda Throwaway Prototyping-based methodologies atau Prototyping based methodologies.
- System complexity. Pada pembangunan sistim yang kompleks, sistim memerlukan kehati-hatian dan analisis rinci. Throwaway Prototyping based methodologies sangat cocok digunakan pada kondisi ini, tetapi Prototyping based methodologies tidak. Juga dapat digunakan phased development methodologies
- System reliability.
- Short time schedules. Proyek pembangunan sistim yang memiliki jangka waktu pendek sebaiknya menggunakan RAD-based methodologies sebab metoda ini didesain untuk mempercepat waktu pembangunan sistim. Metoda Prototyping dan Phased development-based juga baik dipilih karena metoda ini memberi kelonggaran kepada tim menyesuaikan berfungsinya sistim sesuai waktu yang diharapkan. Metoda waterfall paling tidak dianjurkan digunakan pada kondisi ini.
- Schedule visibility . Salah satu tantangan besar dalam pembangunan sistim ialah mengetahui apakah pembangunan sesuai jadwal. Pada kasus ini sebaiknya digunakan metoda desain terstruktur karena desain dan implementasi tergantung pada jadwal pembangunan. RAD based methodologies baik digunakan.
Tabel 5.2 Kesesuaian metodologi dengan kondisi yang dihadapi
Ability to develop system | Structured Methodologies | RAD Methodologies | Agile Method | |||
Waterfall | Parallel | Phased | Prototyping | Throwaway prototyping | XP | |
Unclear user requierment | Poor | Poor | Good | Excellent | Excellent | excellent |
Unfamiliar technology | Poor | Poor | Good | Poor | Excellent | Poor |
Complexs | Good | Good | Good | Poor | Excellent | Poor |
Reliable | Good | Good | Good | Poor | Excellent | Good |
Short time schedule | Poor | Good | Excellent | Excellent | Good | Excellent |
Schedule visibility | Poor | Poor | Excellent | Excellent | Good | Good |
D. Penilaian Kualitas Suatu Sistim otomatis.
Penilaian kualitas suatu sistim informasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang dikemukakan oleh Zhu dan Gauch (2000), yaitu menggunakan Tangible Assessment Method dengan menggunakan enam indikator peniliaian sebagai berikut :
- Currency, dinilai dari keterbaharuan informasi yang disajikan, termasuk kapan terakhir diperbaharui, atau apakan selalu diperbaharui;
- Availability, ketersediaan informasi yaitu memakai indikator jumlah permintaan yang tidak berhasil (broken links) dibagi dengan jumlah permintaan yang masuk;
- Information-to-noise ratio, jumlah dokumen awal dibandingkan dengan jumlah dokumen akhir,
- Authorithy, ini didasarkan pada Yahoo Internet Life (YIL) review, biasanya diberi skore 2 – 4 pada site yang direview,
- Popularity, kepopuleran web diukur dengan menggunakan jumlah keinginan yang ditujukan ke web tersebut.
- Cohesiveness, bagaimana kedekatan topik-topik utama dalam web.
Cara lain yang dapat dipergunakan untuk menilai kualitas informasi suatu sistim informasi adalah seperti yang dikemukakan oleh Naunman dan Rolker (2000). Metoda ini menggunakan tiga pendekatan untuk menilai kualitas sistim informasi yaitu : subject, object dan process yang terlibat dalam information retrieval, di mana model evaluasi ini didasarkan pada dua assumsi yaitu :
- Quality information is influenced by three factors, bahwa kualitas suatu informasi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : perception of the user, information its self, dan process of assessing the information.
- Information retrieval process involves the entities : user, informations, retrieval system,
Penilaian kualitas informasi menurut Naunman dan Rolker (2000) seperti yang diperlihatkan pada Tabel 5.3 berikut ini.
Tabel 5.3 Kriteria Penilaian Sistim Informasi menurut Naunman & Rolker
No | Assessment Class | Information Quality Criterion | Assessment Method |
1 | Subject Criteria | Believability | Keamanan penggunaan |
Concise representation | Sampling pengguna | ||
Interpretability | Sampling pengguna | ||
Relevancy | Pengamatan pengguna berkelanjutan | ||
Reputation | Pengalaman pengguna | ||
Understandability | Sampling pengguna | ||
Value-added | Pengamatan pengguna berkelanjutan | ||
2 | Object Criteria | Completeness | Sampling |
Customer Support | Kontrak | ||
Documentation | Parsing | ||
Objectivity | Masukan Ahli | ||
Reliability | Pengamatan kontinyu | ||
Timeliness | Parsing | ||
Verifiability | Masukan ahli | ||
3 | Process Criteria | Accuracy | Sampling |
Amount of Data | Pengamatan kontinyu | ||
Availability | Pengamatan kontinyu | ||
Consisten Representation | Parsing | ||
Latency | Pengamatan kontinyu | ||
Response Time | Pengamatan kontinyu |
KESIMPULAN
- Pat bekerja pada Consolidated Flange and Widget,
- Mengembangkan sistem otomatis yang memungkinkan pemrosesan order, 24 jam lebih cepat dari biasanya. Sistem juga memungkinkan pengiriman barang kepada pelanggan paling tidak 3 hari lebih cepat dari biasanya,
- Sistem yang reliable
- Berdasarkan Tabel 5.2 Kesesuaian metodologi dengan kondisi yang dihadapi. Menurut saya maka untuk mengembangkan dan membangun sistem yang reliable Pat harus menggunakan Metode Throwaway prototyping.
Ability to develop system | Structured Methodologies | RAD Methodologies | Agile Method | |||
Waterfall | Parallel | Phased | Prototyping | Throwaway prototyping | XP | |
Reliable | Good | Good | Good | Poor | Excellent | Good |
Sebelum nya saya memohon maaf pada Bapak ERWIN YUDI HIDAYAT, M.CS selaku Dosen saya atas keterlambatan pengiriman Tugas ini. Kesalahan dari Server Mail yahoo mengakibatkan email saya tidak terkirim. Mohon maaf sebesar besar nya, semoga bapak memaklumi. TerimaKasih.
trimakasih atass info yang telah diberikan kK . . . .
iya sama samaa :)